"Treatment Untuk Penderita Autisme"
15.51.00 | Author: Lumpia Isi Agar-agar
Ada 6 macam treatment untuk penderita autisme yaitu:
A. Lovaas
Nama lainnya yaitu :
· Discreet trial (DT)
· Intensive behaviour intervention (IBI)
· Applied behaviour analysis (ABA)

Awalnya berbentuk modifikasi perilaku. Penelitian ini pertama kali dilaporkan pada tahun 1987.
Tujuan dari treatment ini adalah mengajari anak bagaimana cara belajar dengan berfokus pada pengembangan kemampuan dalam penyelesaian tugas, imitasi, penerimaan/bagaimana menyatakan perasaan, sebelum memasuki jenjang pendidikan, dan menolong diri sendiri.

Treatment ini menggunakan konsep ABC model. A adalah Antecedent, yaitu perintah kepada anak untuk melakukan sebuah tindakan. B adalah behavior atau perilaku, yaitu respon dari anak termasuk performa yang berhasil, ketidakpatuhan dan tidak ada respon.C adalah Consequence, yaitu reaksi dari terapis termasuk jarak respon-respon dari reinforcement positif yang kuat.

Hasil laporannya berupa IQ, penggunaan bahasa secara menyeluruh, adaptasi dan kemampuan sosial.

Keuntungannya adalah: mengenali kebutuhan melalui perintah satu per satu; penggunaan pengulangan dengan respon-respon yang dipelajari sampai benar-benar mengerti; kecenderungan menjaga anak dalam menghadapi tantangan perkembangan jaman; efektif untuk mendapatkan kemampuan verbal pada anak autisme; sebagai batu loncatan untuk kebanyakan anak, dengan hasil yang terbaik untuk rentang umur menengah sampai ke tingkat lanjut.

Sangat dianjurkan sebagai pendekatan untuk autisme dibandingkan dengan pendekatan-pendekatan yang lain. Tidak ada perbedan dalam rencana pembelajaraan, penguatan dalam pelatihan kepatuhan, mempercepat kepercayaan: menitikberatkan pada pendekatan perilaku dengan mengacuhkan aspek-aspek neurologist dalam autisme, termasuk isu-isu fungsi-fungsi eksekutif dan pengalihan perhatian; dapat menyebabkan stress yang berlebih pada anak dan atau keluarga; biaya sampai dengan $50.000 per anak per tahun.
Kesalahan-kesalahan yang perlu untuk dihindari adalah menciptakan ketergantungan pada satu orang, stress yang berlebihan pada anak atau keluarga, seluruh perilaku diartikan sebagai kesengajaan daripada sindrom-sindrom manifestasi neurologis.

B. TEACCH
Singkatan dari Treatment and Education of Autistic and related Communication Handicapped Children. Treatment ini menempatkan orang tua sebagai asisten terapis; selain itu berguna untuk mengenali kebutuhan dukungan dari anak-anak sampai dewasa. Fokus utama adalah autisme dibandingkan perilaku.

Tujuannya untuk menyediakan strategi-straregi untuk membantu seseorang sepanjang rentang kehidupan
Pelaksanaannya sangat teratur, terstruktur, lingkungan dan aktivitas yang dimodifikasi. Konsep ini menekankan pada pembelajaran visual, menggunakan konteks fungsi untuk mengajarkan konsep, rencana pembelajaran disesuaikan dengan individu didasarkan pada asesmen individu tersebut. Menggunakan struktur dan diperkirakan untuk meningkatkan komunikasi yang spontan.

Hasil laporan dari Carolina utara menyebutkan bahwa tingkat stress orang tua dan permintaan penempatan di luar rumah lebih rendah, dan tingkat keberhasilan yang tinggi.
Keuntungannya yaitu model terapi yang dinamis yang mengambil keuntungan dan memasukkan penelitian dalam kondisi yang beragam, model tidak statis. Sesuai dengan PECS, Floor Time, OT, PT. Terapi-terapi yang terpilih. Ditujukan pada subtipe-subtipe dari autisme, menggunakan pendekatan dan asesmen individu. Dikenal dengan kemampuan spontan, tingkat kemungkinan berhasil yang tinggi, dapat dimodifikasi untuk mengurangi stres pada anak /dan orang tua.
Kesalahan-kesalahan yang harus dihindari yaitu kegagalan untuk menyediakan latihan yang cukup, konsultasi, latihan lanjutan untuk para pengajar untuk pelaksanaan program, gagal dalam kerjasama dengan orangtua.

C. PECS
Singkatan dari Picture Exchange Communication System, system ini memadukan pengetahuan yang mendalam dari terapi berbicara dengan memahami komunikasi dimana pelajar tidak bisa mengartikan kata, pemahaman yang kurang dalam berkomunikasi, sangat sesuai dengan TEACCH.

Tujuannya adalah membantu anak secara spontan mengungkapkan interaksi yang komunikatif, membantu anak memahami fungsi dari komunikasi, dan mengembangkan kemampuan berkomunikasi.

Menurut PECS anak dengan autisme tidak dipengaruhi oleh sosial rewards. Treatment dimulai dengan pemberian reward kepada anak yang berhasil melakukan kontak. Dimulai dengan bantuan fisik dan diteruskan melalui delapan fase tingkatan. Treatment ini membutuhkan 2 instruktur untuk seorang anak autis.

Hasil dari Pyramid Educational Consultants melaporkan data pendukung yang empiris : kemampuan komunikasi diantara para penderita meningkat (anak memahami tentang fungsi komunikasi) dan peningkatan kemampuan berbahasa spontan.

Keuntungannya adalah menolong anak untuk memulai pembicaraan. Ditujukan untuk kekurangan kemampuan komunikasi dan sosial dari autisme. Treatment ini sangat sesuai untuk anak yang belum bisa berbicara, tidak bisa berbicara dan anak dengan IQ performa yang lebih tinggi daripada IQ verbal. Selain itu, treatment ini juga menitikberatkan pada pelatihan berbicara daripada memberi tanda.

Kesalahan-kesalahan yang harus dihindari adalah gagal dalam menanamkan prinsip-prinsip mengajar, selain itu kecenderungan untuk terburu-buru melewati fase pertama atau hanya menggunakan satu fasilitator adalah bentuk kesalahan lainnya.

D. Greenspan
Juga dikenal sebagai “Floor Time,” DIR ( Developmental Individual- Difference ) model. Target dari perkembangan emosional meliputi model perkembangan, bergantung pada informasi dan observasi akut pada anak untuk menentukan jumlah tingkat dari fungsi. “Floor Time” hanya satu potongan dari tiga tahap model yang juga termasuk spontanitas yang tinggi dengan semi- structured play serta motor dan sensory play.

Salah satu tujuan dari treatmen ini adalah untuk memfasilitasi penguasaan dari kemampuan perkembangan dengan interaksi pribadi.

Mengajarkan dalam konteks intraktif; ditujukan untuk penundaan perkembangan dalam sensory modulation, motor planning dan sequencing, serta perceptual motoring. Setiap sesi diselesaikan dalam jangka waktu 20 menit, dilanjutkan dengan 20 menit istirahat
Hasil laporan yaitu mengajarkan orang tua bagaimana cara untuk mengajarkan anak dalam kesenangan, dengan jalan yang lebih mudah; hasil meletakkan krangka kerja yang lebih kuat untuk masa depan ilmu sistem syaraf atau perkembangan kognitif
Keuntungan dari pendekatan ini adalah pada perkembangan emosionalnya berbeda dengan pendekatan lainnya, yang mana perawatannya lebih fokus terhadap perkembangan kognitif dan menghindari pelatihan dari area yang kurang,
Tidak terfokus pada area-area khusus untuk kompetensi, tanpa penelitian untuk mendukung efikasi pada anak autisme, pendekatan bukan pada penelitian tetapi pada hipotesis dan merupakan pendekatan yang pasif.

Kesalahan yang harus dihindari adalah mencoba untuk melaksanakan treatment-treatment tanpa pelatihan, mengambil alih pimpinan, mencoba agar anak melakukan apa yang kita fikir dia bisa melakukannya, memperbolehkan memperpanjang waktu, mencoba untuk melaksanakan suatu aktifitas dimana anak-anak lain tengah melakukan aktifitas yang lain.

E. Inclusion
Inclusion lebih ditekankan untuk anak dengan retardasi mental dan keterbatasan yang lain dari pada autisme. Pendekatan ini memiliki unsur-unsur sosiologis edukatif dan politis.

Tujuan dari Inclusion adalah mendidik anak yang mempunyai keterbatasan dan anak-anak NT untuk mendapatkan hasil yang maksimum. Inclusion digunakan juga untuk mendidik anak yang mempunyai keterbatasan dengan aturan seperti anak normal dan seperti ketika mereka berada di rumah.

Kerangka pembelajaran dimodifikasi untuk menampung pembelajaran yang khusus mengenai kelebihan dan kelemahan. Pendekatan ini memerlukan pendekatan kelompok untuk merencanakan.

Hasil laporannya adalah beberapa anak dengan autisme dapat bertahan dan kemampuan sosialnya bertambah pada kelas dengan teman-teman NT yang sebaya, keuntungan diperoleh pada anak yang kemampuan kognitifnya sesuai dengan teman-teman kelasnya.

Keuntungan dari inclusion adalah lebih memberi kesempatan untuk peran model dan interaksi sosial. Yang kedua yaitu lebih terbuka untuk komunikasi verbal, memberi kesempatan pada teman sebayanya untuk mendapatkan pemahaman yang lebih besar tentang toleransi untuk perbedaan. Yang terakhir adalah memberi kesempatan yang lebih besar untuk persahabatan dengan perkembangan teman sebaya yang khusus

Kesalahan yang harus dihindari adalah pelatihan yang tidak selesai, kekurangsiapan, dan tidak menawarkan kesempatan yang beragam untuk menerapkan fungsi kemampuan.

F. Social Stories
Juga diketahui sebagai naskah sosial; dikembangkan oleh Carol Gray 1991. Social stories bertujuan untuk menolong siswa dengan pemahaman tentang autisme. Social stories telah dikembangkan lebih lanjut untuk ditujukan pada pemahaman peraturan sosial dari kebudayaan “neurotypical”; ditujukan pada kekurangan (kemampuan untuk mengambil gambaran dari orang lain) “Theory Of Mind”.

Tujuannya untuk menjelaskan harapan atau dugaan sosial pada siswa dengan ASD. Isu ditujukan dari gambaran para siswa. Social stories kembali mendefinisikan ulang hambatan gambaran sosial, menyediakan sebuah panduan untuk tingkah laku atau pengaturan diri dalam situasi sosial yang khusus.

Cerita atau naskah sudah spesifik untuk seorang. Terdiri dari tiga tipe; perspektif, deskriftif dan direktif; tipe dari kalimat menuju ke sebuah rasio untuk frekuensi dari pemasukan dalam Social stories. Social stories dapat dibaca untuk atau oleh seseorang dengan autisme.

Kesetabilan dari prilaku spesifik kepada situasi ditujukan pada : penurunan dalam frustasi dan kecemasan dari siswa, meningkatkan prilaku ketika pendekatan telah dilaksanakan dengan konsisten.

Telah dikembangkan dengan spesifik untuk ditujukan kepada kekurangan sosial pada autis, untuk individual dan kebutuhan spesifik.

Data pendukung adalah anecdotal, dimana anecdotal lebih baik dari pada data yang empiris. Keuntungan tergantung pada kemampuan penulis dan pemahaman para penulis tentang autisme, sebagai kemampuan penulis yang baik untuk mengambil sudut pandang tentang autis.

This entry was posted on 15.51.00 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: