"Kebisingan"
15.29.00 | Author: Lumpia Isi Agar-agar
I. PENGERTIAN
Pengertian yang paling sederhana dari noise atau kebisingan adalah suara yang tidak diinginkan. Kita mungkin dapat menikmati musik dari grup band rock favorit kita, akan tetapi jika suara musik tersebut mengganggu teman kita yang sedang belajar ataupun tidur maka suara musik dari grup bang favorit kita dapat dikategorikan sebagai suara bising atau “noise”.

Kebisingan didefinisikan sebagai "suara yang tak dikehendaki, misalnya yang merintangi terdengarnya suara-suara, musik dsb, atau yang menyebabkan rasa sakit atau yang menghalangi gaya hidup. (JIS Z 8106 [IEC60050-801] kosa kata elektro-teknik Internasional Bab 801: Akustikal dan elektroakustik)". Diantara pencemaran lingkungan yang lain, pencemaran/polusi kebisingan dianggap istimewa dalam hal:
[1] Penilaian pribadi dan penilaian subyektif sangat menentukan untuk mengenali suara sebagai pencemaran kebisingan atau tidak, dan
[2] Kerusakannya setempat dan sporadis dibandingkan dengan pencemaran air dan pencemaran udara (Bising pesawat udara merupakan pengecualian).
Mengenai karakteristik [1] di atas, ada masalah mengenai bagaimana menempatkan kebisingan antara tingkat penilaian subjektif seorang individu yang menangkapnya sebagai "kebisingan" dan tingkat fisik yang dapat diukur secara obyektif. Dengan karakteristik [2], tidak ada perbedaan jelas antara siapa agresornya dan siapa korbannya, sebagaimana yang sering terjadi ada korban-korban dari kebisingan akibat piano dan karaoke. Meskipun jumlah keluhan yang terdaftar di kota-kota besar selama beberapa tahun terakhir ini telah berkurang, kebisingan masih merupakan bagian besar dari keluhan-keluhan masyarakat
Suara mesin-mesin dari pabrik yang keras, pesawat jet, mainan anak (berbentuk palu tang berisi udara) dapat dikategorikan sebagai noise jika orang yang mendengarnya merasa tidak senang. Beberapa suara menjadi tidak diinginkan karena mengganggu aktivitas kita.
Konsep noise dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor psikologis (diinginkan atau tidak diinginkan) dan faktor fisik (berhubungan dengan telinga dan otak)
Memahami suara dan noise.

Kita dapat mendengar suara karena melalui beberapa proses terlebih dahulu. Pertama ketika gelombang suara ditangkap melalui daun telinga, kemudian gelombang tersebut masuk ke dalam telinga dan menggetarkan gendang telinga.gendang telinga kemudian mentransmisikan gelombang suara ke dalam membran basilar pada koklea yang terletak pada telinga bagian dalam. Sel-sel yang berbentuk rambut dalam membran meneruskan stimulus ini ke syaraf-syaraf pendengaran pada temporal lobe yang terletak pada otak. Setelah itu otak mempersepsi suara tersebut.

Kejengkelan.
Noise dapat menyebabkan gangguan fisik maupun psikologis. Noise dapat menjadi stressor yang menyebabkan orang yang mendengarnya merasa tidak nyaman. Gangguan fisik dapat berupa rusaknya organ pendengaran kita.
Tiga dimensi yang mempengaruhi betapa mengganggunya sebuah noise adalah :
a. Volume
Suara yang melebihi 80 desibel dapat menyebabkan gangguan bagi manusia. Semakin keras suara yang dihasilkan maka kemungkinan menyebabkan gangguan semakin besar.
b. Prediktabilitas
Suara yang mengagetkan sering menyebabkan kita menjadi tidak nyaman. Suara yang mengagetkan atau suara yang tidak diprediksi lebih memungkinkan menyebabkan gangguan daripada suara yang sudah diprediksi.
c. Control dari persepsi.
Suara yang dapat kita kontrol lebih dapat meminimalisir gannguan daripada suara yang tidak dapat kita kontrol.


Sumber Kebisingan
Seperti yang kita tahu, kebisingan dapat berasal dari mana saja. Karena kebisingan sangat subjektif (harus diartikan sebagai yang tidak diinginkan). Ada dua macam sumber kebisingan yang akan dibahas di sini, yang pertama yaitu :
a. Kebisingan dari alat transportasi
Ada dua syarat, yang yaitu sangat tersebar luas dan yang karakteristik yang kedua yaitu bersuara keras.
b. Kebisingan dari alat-alat kerja
Salah satu karakteristik dari kebisingan yang berasal dari tempat kerja yaitu mempunyai gelombang yang sangat lebar dan berasal ari banyak suara dengan berbagai macam frekuensi.

II. PENGARUH KEBISINGAN
Kebisingan mempunyai efek membuat kita tidak nyaman dan dapat mengganggu kesehatan kita.

Kehilangan Pendengaran
Hal yang paling logis dari pengaruh kebisingan adalah kehilangan pendengaran dan konsekuensi dari kebisingan harus mendapat perhatian penuh dari para tenaga kerja dan juga semestinya dari pemerintah yang membuat peraturan. Walaupun suara yang sangat keras (di atas 150 dB) dapat merusak gendang telinga atau menghancurkan bagian lain dari telinga. Kerusakan dapat juga diakibatkan dari kebisingan yang berlebihan pada level kebisingan yang lebih rendah (90 – 120 dB). Hal ini disebabkan oleh kerusakan sementara ataupun permanen dari sel-sel berbentuk rambut yang sangat kecil di dalam koklea yang terdapat pada telinga bagian dalam. Kehilangan pendengaran secara umum dikategorikan menjadi dua macam :
a. Kehilangan pendengaran sementara
Pada keadaan normal pendengaran akan normal kembali setelah 16 jam dari pertama kali mendapatkan kebisingan yang merusakkan.
b. Kehilangan pendengaran permanen
Jika sampai sebulan atau lebih pendengaran tidak kembali normal setelah mendapatkan kebisingan yang merusakkan.

Kehilangan pendengaran yang diderita jutaan manusia di dunia merupakan masalah yang serius bagi negara-negara industri. Sebuah penelitian yang dilaporkan oleh Rosen (1962) membandingkan kemampuan pendengaran orang Amerika dengan orang Sudan menemukan bahwa kemampuan pendengaran salah satu anggota suku di Sudan yang telah berusia 70 tahun sama dengan orang Amerika yang berusia 20 tahun.

Pengaruh Kesehatan Lainnya Dari Kebisingan.
Kebisingan dalam tingkat yang tinggi dapt mengakibatkan stress meningkat, tekanan darah meningkat dan sakit kepala.
Salah satu penelitian menunjukkan bahwa tempat-tempat industri yang bising mempunyai korelasi positif dengan tekanan darah tinggi dan kehilangan pendengaran jika dibandingkan dengan tempat-tempat industri yang tenang (Tallbott, 1990). Sebuah study juga menunjukkan bahwa kebisingan dapat membuat hipertensi.
Kebanyakan dari studi ini menduga bahwa kebisingan dapat menyebabkan berbagai macam perubahan fisiologi yang dapat mendukung timbulnya penyakit.
Salah satu pendapat yang berbeda dari hipotesis-hipotesis sebelumnya adalah kebisingan mempunyai sedikit hubungan dengan fungsi-fungsi kardiovaskular pada awak ankatan udara.

Kebisingan dan Kesehatan Mental
Beberapa orang berpendapat bahwa stress berhubungan antara kebisingan dan masalah-masalah kesehatan. Sejak stress merupakan faktor penyebab dari gangguan jiwa, maka kami berpendapat bahwa kebisingan dapat diasosiasikan dengan masalah kesehatan mental.(Kryter, 1994). Tempat-tempat industri sering mendapatkan protes dari warga sekitar karena sering menyebabkan mereka sakit kepala, mual, ketidakstabilan, iritasi, kecemasan, impotensi, dan perubahan perasaan dan mood (Bing-Shuang, Yue-Lin-Yuen-Yi, & Zhu-bao 1997). Suara pesawat terbang juga merupakan hal yang paling sering mendapat protes dari warga yang tinggal di sekitar bandara.

Kebisingan dan Perilaku Sosial.
Jika kebisingan berhubungan dengan tekanan darah tinggi, stress, dan berbagai macam gangguan fisik dan psikologis lainnya maka akan berpengaruh juga dengan hubungan interpersonal pada manusia.

Kebisingan dan attraksi.
Kebisingan mempunyai pengaruh pada manusia saat manusia berinteraksi dengan manusia lainnya. Oleh karena itu stimuluus berbahaya ini (kebisingan) dapat mempengaruhi kenyamanan seseorang terhadap orang lain. Sehingga orang tersebut merasa tsegan untuk berinteraksi dengan orang lain.

Kebisingan dan agresi manusia.
Geen dan O’neal (1969) meneliti hipotesis tentang agresi dan kebisingan dengan cara subjek diberi tontonan film olahraga tanpa kekerasan dan film aksi yang penuh dengan kekerasan. Dan pada hasilnya memprediksi bahwa tingkat kebisingan sebesar 60dB dapat meningkatkan tingkat agresi yang ditunjukkan pada film-film aksi.

Kebisingan dan perilaku menolong.
Penelitian mengungkap salah satu fenomena social lagi tentang kebisingan. Kebisingan menyebabkan ketidaknyamanan, hal ini membuat seseorang menjadi lebih sulit untuk menolong orang lain yang membutuhkan bantuan. Hal ini dikarenakan mood yang buruk dapat mengurangi kehendak untuk menolong orang lain.

This entry was posted on 15.29.00 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: