Refleksi Akhir Tahun
11.24.00 | Author: Lumpia Isi Agar-agar


Pada tahun 2008 ini kalender masehi dan kalender hijriyah berakhir hanya berbeda beberapa hari saja. Apakah yang harus kita rayakan? Tak seorang pun bisa melepas masa silam. Bahkan saat Paus Gregorius XIII mengubah perhitungan kalender hingga dalam semalam orang melesat dari tanggal 4 ke 15 Oktober 1582, tak sepotong waktu pun tercuri.

Peristiwa-peristiwa menghebohkan banyak terjadi di tahun 2008 ini. Salah satu yang paling menarik adalah ketika Presiden Amerika Serikat George Bush dilempar sepatu oleh seorang wartawan dari Irak. Hal ini menggambarkan perlawanan terhadap sebuah tirani yang telah menginjak-nginjak harga diri rakyat jelata.

Belum terlepas dari ingatan kita ketika negeri Paman Sam mengalami krisis ekonomi. Penyebab krisis ekonomi negeri adidaya tersebut adalah penumpukan hutang nasional yang mencapai 8,98 triliun dolar AS, pengurangan pajak korporasi dan pembengkakan biaya perang Irak dan Afganistan. Yang palin krusial adalah subprime mortgage, yakni kerugian surat berharga properti sehingga membangkrutkan Lehman Brothers, Merryl Lynch, Goldman Sachs, Northren Rock, UBS dan Mitsubishi UF.

Peristiwa-peristiwa dari dalam negeri juga tidak kalah menariknya untuk diperhatikan. Masih terekam dalam ingatan kita ketika eksekusi Imam Samudra dkk yang menyedot banyak perhatian masyarakat Indonesia. Konon, dengan biaya Rp 22 miliar, ketiga terpidana Bom Bali ini dieksekusi dengan mata terbuka di Nusakambangan. Ribuan orang berdesak-desak menghadiri pemakaman ketiganya.

Menghadapi Pemilu 2009 kepercayaan masyarakat terhadap partai politik terlihat kurang bergairah. Hal ini ditandai dengan maraknya golput dalam berbagai Pilkada yang diadakan di beberapa daerah di Indonesia. Sejumlah Pilkada pada tahun ini juga “dimenangi” oleh golput. Golput di Pilkada Jawa Barat misalnya mencapai 33%; Jawa Tengan 44 %; Sumatera Utara 43 %; Jawa Timur (Putaran I) 39,2% dan Putaran II mencapai 46%. Angka golput pada sejumlah Pilkada kabupaten atau kota banyak yang mencapai 30%-40%.

Banyak hal yang melatar belakangi golput masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia sudah jenuh dengan janji-janji semu partai politik. Selain itu masyarakat juga mulai tidak mempercayai wakil-wakilnya yang duduk di DPR. Suara hati nurani masyarakat Indonesia sering dikalahkan oleh wakil-wakilnya di DPR. Ketika masyrakat dengan tegas menolak kenaikan harga BBM, para wakilnya di DPR justru menyutujuinya. Para wakil rakyat juga yang mensahkan UU yang berpotensi merugikan masyarakat Indonesia, diantaranya yaitu UU Migas, UU SDA, UU Penanaman Modal dll.

Kondisi masyarakat Indonesia masih disibukkan dengan konflik horizontal. Sesama mahasiswa yang seharusnya menjadi “suara rakyat” malah terlibat tawuran dengan sesamanya. Lihat saja tawuran antar mahasiswa di Jakarta dan Makassar. Tawuran ini menjadi sasaran empuk pemberitaan media massa untuk semakin menjatuhkan sosok ideal mahasiswa di mata masyarakat.


Pornografi dan perilaku bullying sudah merambah pada anak di bawah umur. Anak-anak SMP dan SMA menganiyaya teman mereka sendiri. Siswa-siswa SMA sudah tidak malu-malu lagi untuk bertindak mesum dengan direkam menggunakan kamera HP.

Apakah yang sedang terjadi pada Dunia Ini?

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)” (Q.S 30: 41)

Merujuk pada ayat Al Quran di atas sudah dijelaskan bahwa kerusakan di muka bumi ini disebabkan oleh ulah tangan manusia. Manusialah yang membuat melakukan penebangan hutan secara liar. Manusia juga yang menyebabkan peperangan diantara sesamanya. Mengapa Allah SWT menciptakan manusia? Mengapa manusia ditunjuk sebagai wakil Allah di muka bumi ini?

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (Q.S 2: 30)

Merujuk pada surat Al-Baqarah ayat 30, dapat kita simpulkan bahwa ternyata manusia juga memiliki potensi-potensi positif sehingga manusia ditunjuk sebagai khalifah di muka bumi ini. Manusia dapat memberikan keselarasan dan keseimbangan dalam tatanan kehidupan dunia. Sehingga pantas ketika manusia ditunjuk oleh Allah menjadi wakil-Nya di bumi ini.

Menurut Maslow permasalahan manusia tidak dapat mencapai aktualisasi dirinya (menjadikan berbagai bentuk permasalahan kehidupan) dikarenakan kebutuhan dasar sebagai manusia tidak terpenuhi. Kebutuhan dasar manusia menurut Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, berupa makan, sandang dan papan. Selain kebutuhan fisiologis, kebutuhan dasar yang lain adalah kebutuhan akan rasa aman. Banyaknya perusahaan-perusahaan yang merumahkan pekerjanya, penggusuran rumah-rumah, tindak kriminalitas adalah beberapa diantara banyaknya penyebab rasa tidak aman pada diri manusia.

Berbeda menurut pandangan Frankl, permasalahan pada manusia terjadi karena manusia tidak dapat menemukan makna hidupnya. Penemuan makna hidup menurut Frankl didapatkan dengan tiga pendekatan. Pendekatan pertama melalui nilai-nilai pengalaman, yakni dengan cara memperoleh pengalaman tentang sesuatu-atau seseorang- yang bernilai bagi kita. Pendekatan kedua adalah melalui nilai-nilai kreatif, yaitu dengan “bertindak”. Ini merupakan ide eksistensial tradisional, yaitu menemukan makna hidup dengan cara terlibat proyek yang berharga dalam kehidupan. Adapun pendekatan ketiga yaitu nilai-nilai attitudinal. Nilai-nilai attitudinal mencakup nilai-nilai kebaikan seperti penyayang, keberanian, selera humor yang baik dan sebagainya. Namun contoh yang sering dikemukakan Frankl adalah penemuan makna hidup melalui penderitaan.

Harapan yang terbesit untuk tahun 2009 adalah perbaikan menyeluruh dari segi individu ataupun sistem sosial di Indonesia maupun dunia ini. Manusia harus dapat memaksimalkan segenap potensi yang mereka miliki untuk mencapai perbaikan tersebut. Sesungguhnya kita sangat merugi jika tahun tahun 2009 lebih buruk daripada tahun 2008 ini.