Hutan Belantara Itu Bernama Jakarta
19.03.00 | Author: Lumpia Isi Agar-agar

“… ke Jakarta aku kan kembali..”

Itulah sepenggal lirik lagu yang dinyanyikan oleh Koes Plus. Jakarta selalu menjadi dambaan bagi sebagian orang untuk mendapatkan penghidupan yang layak. Mulai dari kuli sampai sarjana berlomba-lomba untuk mendapatkan pekerjaan di Jakarta. Heran..

Dilihat dari latar belakang penduduknya yang sebagian besar adalah money maker tak heran jika tidak dirasakan sebuah keramahan yang tulus. Tidak ada sambutan yang hangat bagi pendatang baru. Pendatang baru hanyalah objek, objek yang menggiurkan untuk ditarik keuntungan darinya. Wajar ketika orang yang tidak siap bergulat dengan kerasnya Jakarta akan tergilas oleh turbulensi kehidupan.

Jakarta tak ada bedanya dengan hutan belantara. Menyesatkan bagi orang yang tidak berpengalaman. Menghanyutkan bagi orang yang selalu berlomba-lomba untuk menjadi yang terdepan. Kadang panas menyengat kulit, kadang hujan mengguyur tubuh. Pohon-pohon beton menaungi di setiap penjuru jalan. Pohon-pohon beton lambang kekuasaan. Menjulang tinggi diantara mungilnya tubuh-tubuh manusia.

Larut.. tenggelam dalam kehidupan Jakarta.




This entry was posted on 19.03.00 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

2 komentar:

On 24 November 2008 pukul 17.11 , - riZKa - mengatakan...

welcome to the jungle ya, pak... ;)


btw, kyknya saya ingin minta diajarin buat "make up" blog ni...
mohon bantuannya yaa...

 
On 18 Januari 2009 pukul 14.08 , febriani_rizQi mengatakan...

Tidak ada sambutan yang hangat bagi pendatang baru

___________________________________

ini mah tergantung anda datang di daerah mana
coba mampir ke daerah kampus STAN
anda akan disambut dengan hangat
hehe
STAN mah jakarta coret yak_

hohoho